Saham Blue Chip – Saham merupakan salah satu instrumen investasi yang cukup populer di Indonesia. Hal tersebut didukung dengan munculnya platform investasi saham online yang membuat kegiatan jual-beli maupun investasi saham menjadi sangat mudah untuk dilakukan.
Jenis Investasi saham itu sendiri terdapat banyak jenisnya. Apabila dilihat dari nilai kapital nya, maka kamu akan menemukan saham yang dinamakan dengan blue chip. Mari kita bahas lebih lengkap mengenai pengertian apa itu blue chip dan kenapa kita harus membeli saham blue chip.
Pengertian Blue Chip
Menurut New York Stock Exchange, Blue Chip adalah saham dari perusahaan yang memiliki reputasi nasional dari sisi kualitas, kemampuan, dan keandalan untuk beroperasi yang menguntungkan dalam berbagai situasi ekonomi baik dengan keadaan baik maupun buruk.
Saham blue-chip disebut juga saham lapis. Saham lapis satu merupakan pendorong utama IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), sebab saham-saham yang berada di first liner ini memiliki kapitalisasi pasar (market capitalization) besar.
Saham yang masuk dalam kategori blue chip adalah saham dengan angka kapitalisasi pasar yang besar yaitu diatas Rp10 triliun.
Membeli saham blue chip untuk investasi jangka panjang adalah pilihan tepat karena dapat memberikan investor keuntungan stabil. Itu karena biasanya perusahaan ini mampu bertahan dalam berbagai situasi dan kondisi ekonomi.
Asal Istilah Saham Blue Chip
Saham blue chip sendiri diartikan sebagai saham lapis dari perusahaan besar yang laba nya sudah stabil. Istilah Blue Chip awalnya berasal dari permainan poker. Dalam permainan poker, keping koin (chip) berwarna biru memiliki nilai tertinggi dibandingkan warna merah dan putih.
Istilah Blue Chip dipakai dan dikenal secara luas di dunia saham setelah diperkenalkan oleh Oliver Gingold. Saat itu, Gingold melihat tren bahwa saham-saham seharga USD 200 USD 250 menarik minat investor.
Setelah itu, ia kembali ke kantor kemudian berkata kepada temannya untuk menuliskan blue chip stocks atau saham-saham kepingan biru. Dari situlah, istilah blue chip hingga saat ini terkenal dan digunakan oleh mereka yang terjun ke dunia saham. Sejak saat itu, penggunaan terminologi Blue Chip digunakan untuk saham-saham unggulan didunia pasar modal.
Ciri-ciri Saham Blue Chip
Mungkin kamu akan bertanya, seperti apa sebuah saham masuk daftar saham blue chip? Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri atau kharakteristik saham keping biru yang harus kamu ketahui.
1. Kapitalisasi yang Besar
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, saham blue chip merupakan saham dari perusahaan besar yang memiliki laba stabil. Besar laba harus bisa dibuktikan juga dengan modal dan asetnya, serta kapitalisasi pasarnya. Saham blue chip biasanya memiliki kapitalisasi diatas Rp10 triliun.
Emiten yang mengeluarkannya memiliki kinerja yang solid atau baik, memiliki produk berkualitas, dikenal masyarakat luas, dan potensi terus berkembang guna mendukung kinerja perusahaan.
2. Pembagian Dividen yang Konsisten
Emiten blue chip dikenal dengan pembagian dividen yang konsisten. Dalam konteks ini, laba yang dihasilkan perusahaan dibagikan kepada pemegang sahamnya dalam kurun waktu tertentu secara konsisten. Laba ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada para pengembang.
3. Melantai di Bursa dan Berkembang Signifikan
Perusahaan atau emiten blue chip umumnya telah melantai lama di bursa. Tidak sekadar melantai perusahaan blue chip juga memiliki peningkatan laba dan perkembangan yang signifikan.
Peningkatan dan perkembangannya inilah yang menjadikan saham blue chip sebagai alasan pilihan investasi jangka panjang. Meski tidak menutup kemungkinan akan ada penurunan, namun pemulihan saham jenis ini umumnya lebih cepat ketimbang saham jenis lain.
4. Ramai diperdagangkan
Saham yang sering diperdagangkan biasa disebut juga liquid. Artinya, banyak investor yang memiliki dan memperdagangkan saham blue chip sehingga masuk ke daftar teraktif bursa.
Mungkin kamu pernah mendengar istilah LQ45, artinya indeks yang isinya saham-saham liquid yang biasa berisi saham blue chip. Namun tidak semua LQ45 adalah blue chip, bisa saja perusahaan yang mengalami kenaikan laba yang tinggi.
5. Memiliki Hubungan Baik dengan Investor
Ciri terakhir perusahaan dengan saham blue chip adalah punya hubungan baik dengan investor, terutama dari segi pembagian keuntungannya. Perusahaan dengan harga saham blue chip tinggi biasanya telah terbukti mampu memuaskan investor dan menjaga kepercayaan mereka selama bertahun-tahun.
6. Perusahaan Punya Market Share Tertinggi
Kebanyakan perusahaan dengan saham blue chip adalah penguasa pasar, dengan market share lebih tinggi dibanding kompetitor dalam industri yang sama. Tingginya porsi market share menandakan perusahaan tersebut punya performa penjualan paling baik, sehingga potensi profibilitasnya juga lebih tinggi daripada bisnis-bisnis lain dikelasnya.
7. Telah Beroperasi Bertahun-tahun Lamanya
Saham blue chip umumnya merupakan saham dari emiten yang berkinerja bagus dan sudah teruji waktu atau beroperasi selama bertahun-tahun. Selain itu, sahamnya juga telah tercatat di bursa efek sejak lama, dengan jangka waktu minimal 5 tahun.
Contoh Saham Blue Chip di BEI
Hingga sekarang, tidak ada patokan pasti bagi investor untuk mengetahui mana saja saham blue chip yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Meskipun demikian, biasanya investor akan melihat daftar harga saham yang masuk indeks LQ45 ketika mencari saham blue chip.
LQ45 adalah salah satu indeks saham di BEI yang berisi kumpulan 45 saham terbaik yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar.
Berikut adalah beberapa daftar saham indeks LQ45 terbaru periode Februari – Juli 2022:
- PT Adaro Energy Tbk – ADRO
- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk – AMRT
- PT Aneka Tambang Tbk – ANTM
- PT Astra International Tbk – ASII
- PT Bank Central Asia Tbk – BBCA
- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk – BBNI
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk -BBRI
- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk – BBTN
- PT BFI Finance Tbk – BFIN
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – BMRI
- PT Barito Pacific Tbk – BRPT
- PT Bukalapak.com Tbk – BUKA
- PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk – CPIN
- PT Elang Mahkota Teknologi Tbk – EMTK
- PT Erajaya Swasembada Tbk – ERAA
- PT XL Axiata Tbk – EXCL
- PT Gudang Garam Tbk – GGRM
- PT H.M. Sampoerna Tbk – HMSP
- PT Harum Energy Tbk – HRUM
- PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk – ICBP
- PT Vale Indonesia Tbk – INCO
- PT Indofood Sukses Makmur Tbk – INDF
- PT Indah kiat Pulp & Paper Tbk – INKP
- PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk – INTP
- PT Indo Tambangraya Megah Tbk – ITMG
- PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk – JPFA
- PT Kalbe Farma Tbk – KLBF
- PT Merdeka Copper Gold Tbk – MDKA
- PT Medco Energi Internasional Tbk – MEDC
- PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk – MIKA
- PT Media Nusantara Citra Tbk – MNCN
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk – PGAS
- PT Bukit Asam Tbk – PTBA
- PT PP (Persero) Tbk – PTPP
- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk – SMGR
- PT Tower Bersama Infrastructure Tbk – TBIG
- PT Timah Tbk – TINS
- PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk – TKIM
- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk – TLKM
- PT Sarana Menara Nusantara Tbk – TOWR
- PT Chandra Asri Petrochemical Tbk – TPIA
- PT United Tractors Tbk – UNTR
- PT Unilever Indonesia Tbk – UNVR
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk – WIKA
- PT Waskita Karya Tbk – WSKT