Dalam dunia pengembangan perangkat lunak, skalabilitas menjadi faktor kunci dalam memastikan sistem dapat menangani pertumbuhan yang berkelanjutan.
Horizontal scaling dan vertical scaling merupakan dua pendekatan yang berbeda untuk mengatasi pertumbuhan atau peningkatan kapasitas dalam suatu sistem.
Perbedaan antara keduanya terletak pada cara mereka menangani masalah pertumbuhan ini.
Horizontal Scaling
Horizontal scaling merujuk pada peningkatan kapasitas sistem dengan menambahkan lebih banyak instance atau node ke dalam infrastruktur.
Pendekatan ini dilakukan dengan menambahkan lebih banyak entitas serupa ke dalam sistem yang sudah ada.
Cara Kerja Horizontal Scaling
Ketika aplikasi atau sistem menghadapi peningkatan beban, horizontal scaling melibatkan menambahkan lebih banyak server, node, atau instance ke dalam infrastruktur yang ada. Ini dilakukan untuk mendistribusikan beban kerja secara merata di antara instance-instance baru yang ditambahkan.
Sistem secara otomatis membagi beban kerja di antara instance-instance yang tersedia, meningkatkan kemampuan sistem untuk menangani lebih banyak permintaan.
Keuntungan Horizontal Scaling
- Skalabilitas yang lebih mudah: Menambahkan instance baru bisa dilakukan tanpa mengganggu kinerja keseluruhan sistem.
- Tahan terhadap kegagalan: Jika satu instance gagal, sistem masih dapat beroperasi dengan menggunakan instance lainnya.
Contoh Horizontal Scaling meningkatkan kapasitas situs web dengan menambahkan lebih banyak server web untuk menangani lonjakan lalu lintas yang tinggi.
Vertical Scaling
Vertical scaling melibatkan peningkatan kapasitas atau kinerja sistem dengan cara meningkatkan spesifikasi hardware atau sumber daya pada satu instance atau node yang sudah ada.
Cara Kerja Vertical Scaling
Dalam vertical scaling, peningkatan kapasitas dilakukan dengan meningkatkan spesifikasi dari satu instance. Ini bisa berarti menambahkan lebih banyak RAM, CPU yang lebih kuat, atau kapasitas penyimpanan yang lebih besar pada sebuah server tunggal.
Keuntungan Vertical Scaling
- Kemudahan manajemen: Membutuhkan pengelolaan yang lebih sedikit dibandingkan dengan penambahan banyak instance.
- Kinerja yang ditingkatkan: Peningkatan langsung pada spesifikasi hardware dapat memberikan kinerja yang lebih baik untuk aplikasi yang membutuhkan sumber daya tinggi.
Contoh Vertical Scaling meningkatkan kinerja database dengan menambahkan RAM lebih besar atau CPU yang lebih kuat pada server database yang sudah ada.
Perbedaan Utama
Skala Operasi:
- Horizontal Scaling: Menambahkan lebih banyak instance atau node.
- Vertical Scaling: Meningkatkan spesifikasi dari satu instance atau node.
Ketergantungan terhadap Hardware:
- Horizontal Scaling: Lebih sedikit tergantung pada ketersediaan sumber daya perangkat keras tunggal.
- Vertical Scaling: Lebih bergantung pada peningkatan spesifikasi perangkat keras pada satu node.
Fleksibilitas dan Manajemen:
- Horizontal Scaling: Lebih mudah untuk dikelola dan fleksibel dalam menangani lonjakan permintaan.
- Vertical Scaling: Lebih sederhana dalam pengelolaan namun bisa memiliki batasan fisik pada spesifikasi perangkat keras.
Kombinasi Skala
Seringkali, strategi terbaik adalah kombinasi dari kedua pendekatan ini. Dalam beberapa kasus, melakukan keduanya secara bersamaan bisa menjadi solusi yang optimal untuk menghadapi pertumbuhan sistem yang cepat.
Pilihan antara horizontal scaling dan vertical scaling harus didasarkan pada kebutuhan spesifik sistem, tujuan skalabilitas, anggaran, dan infrastruktur yang tersedia.
Kedua metode ini memiliki kelebihan dan batasan masing-masing, dan pemilihan tergantung pada skenario pengembangan perangkat lunak yang dihadapi.