Scrum menggunakan pendekatan yang berbeda dibandingkan manajemen tradisional. Dalam Scrum, peran manajer didesentralisasikan ketiga peran yang masing-masing memiliki akuntabilitas terhadap areanya masing-masing.
1. Scrum Master
Scrum master adalah peran manajerial yang memiliki dampak yang cukup luas di dalam perusahaan. Scrum master bertanggung jawab untuk mengedukasi orang-orang di dalam perusahaan dalam memahami prinsip dan filosofi Scrum.
Scrum master menempatkan dirinya terakhir dan menempatkan timnya sebagai yang pertama dan terutama.
Syarat menjadi Scrum master
- Memiliki clout (kekuatan politik) dan memiliki keahlian negosiasi
- People person dan memiliki keahlian servant leadership
- Kreatif dan memiliki keahlian memfasilitasi
- Memiliki keahlian situation awareness
- Memiliki pemikiran positif
Kesalahan persepsi mengenai peran Scrum master
- Scrum master adalah nama lain dari technical leader ❌
- Scrum master adalah customer proxy ❌
- Scrum master adalah nama lain dari manajer proyek ❌ Karena, Scrum master tidak mengelola dana proyek, dan ia tidak mengelola tim pengembang dalam Scrum.
- Scrum Master adalah Subject Matter Expert (SME) ❌
Lalu, siapakah Scrum Master sebenarnya?
Tugas Scrum Master adalah untuk meletakkan dirinya dalam mode pelayanan dengan situation awareness agar orang-orang yang ia layani dapat mengalami peningkatan kualitas hidup.
- Scrum Master adalah seorang Master dalam Scrum
- Scrum Master adalah seorang partner
- Scrum Master adalah seorang gembala manusia
- Scrum Master adalah seorang seorang guru
- Scrum Master adalah seorang manajer Mengelola sebuah roadmap agar organisasi dapat transisi menuju agility.
Scrum guide menjabarkan orang-orang yang perlu dilayani oleh Scrum Master sebagai berikut:
- Tim Pengembang
- Product Owner
- Organisasi di mana dia berada
2. Product Owner
Product owner bertanggung jawab dalam mengelola produk untuk meningkatkan nilai valuasi perusahaan di pasar. Kalau Scrum Master biasanya berasal dari departemen teknologi informasi atau sejenisnya, maka Product owner biasanya berasal dari sisi bisnis.
Syarat menjadi seorang Product Owner:
- Bisa mengatakan ‘Tidak’
- Memiliki visi terhadap produk
- Keahlian kewirausahaan
- Memegang atau punya akses terhadap dana pengembangan produk
- Berfikiran terbuka
Sebagai mini-CEO, Product Owner harus memiliki akses terhadap dana pengembangan produk agar ia dapat bekerja secara efektif.
Business analyst juga terkadang bukan yang terbaik untuk menjadi product owner karena mayoritas business analyst hanya menjadi perantara antara sisi bisnis dengan sisi departemen teknologi informasi dan tidak memiliki akses terhadap dana pengembangan.
Business analyst lebih baik berada di dalam tim pengembang dari pada menjadi product owner.
3. Tim Pengembang
Tim pengembang bertanggung jawab untuk mengelola dirinya sendiri dalam proses pengembangan software itu sendiri.
Dalam Scrum, tidak ada orang lain yang berhak untuk mengelola tim pengembang dan memberikan pekerjaan kepada mereka selain diri mereka sendiri karena mereka adalah Knowledge Worker yang dapat mengelola dirinya sendiri dan tahu apa yang perlu mereka lakukan.
It doesn’t make sense to hire smart people and then tell them what to do; we hire smart people so they can tell us what to do.
Steve Jobs
Sumber:
Partogi, Joshua. 2015. Manajemen Modern dengan SCRUM 1.Yogyakarta:Penerbit Andi.