Robot Trading – Dewasa ini, dunia trading dihebohkan dengan munculnya salah satu teknologi yang mampu menjalankan asset kamu untuk trading secara otomatis. Teknologi tersebut adalah Robot Trading atau biasa di sebut sebagai Expert Advisor (EA) berupa perangkat lunak yang mampu menghasilkan sinyal perdagangan.
Sebagian besar robot trading dibuat denga MetaTrader, menggunakan bahasa skrip MQL yang memungkinkan pedagang menghasilkan sinyal perdagangan atau memesan dan mengelola perdagangan (trade).
Pengertian Robot Trading
Robot Trading adalah sistem yang menjalankan transaksi saham kamu secara otomatis dengan menggunakan suatu algoritma, sehingga kamu tidak perlu repot memantau pasar saham. Algoritma tersebut di program untuk membantu menganalisa pasar secara teknikal atau grafik. Artinya, robot trading sebatas menjadi tools yang membantu trader.
Strategi atau algoritma robot trading sering disebut juga sebagai blackbox trading. Setiap institusi besar yang terjun dalam pasar modal memiliki blackbox nya masing-masing, contohnya Chameleon (dikembangkan oleh BPN Paribas), Stealth (dikembangkan oleh Deutsche Bank), Sniper dan Guerilla (dikembangkan oleh Credit Suisse).
Dalam saham, terdapat sekuritas yang menghadirkan fitur automated ordering yang didalamnya ada direct market access dan/atau algoritma trading. Robot trading di saham umumnya bersifat mengotomasi transaksi pelaporan.
Fungsi Robot Trading
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, robot trading pada dasarnya hanyalah perangkat lunak atau program yang dibuat menggunakan algoritma matematika untuk mengeluarkan sinyal buy/sell atau membantu eksekusi order. Sehingga membantu kamu baik dalam cut loss maupun take profit.
Agar robot trading bisa mengeluarkan sinyal, kamu harus memasukkan parameter sesuai strategi trading yang sudah ditentukan. Penyusunan algoritma didasarkan pada hasil analisis teknikal history order (back testing) yang dipercaya mempunyai sifat berulang.
Fungsi robot trading secara umum adalah sebagai alat bantu (tool) bagi trader. Keputusan jual beli tetap berada di tangan kamu selaku trader. Khususnya dalam penetapan parameter yang digunakan dalam algoritma. Demikian pula, karena penetapan parameter didasarkan pada kondisi masa lalu yang tidak selalu berulang dengan pola yang sama.
Keahlian atau intervensi trader masih tetap diperlukan apabila terjadi perubahan arah pasar. Karena fungsi robot trading hanya sebagai alat bantu bagi trader yang tersedia dan biasa digunakan di broker atau pialang manapun.
Kelebihan dan Kelemahan Robot Trading
Sebelum kamu memutuskan menggunakan robot trading sebagai alat (tool) untuk membantu aktivitas trading, kamu harus tahu juga apa saja kelebihan dan kekurangan dari robot trading.
Kelebihan Robot Trading
- Mampu beroperasi selama 24 jam, robot trading akan mengawasi serta melihat pergerakan pasar setiap saat dan melakukan tindakan yang tepat. Sehingga keuntungan trader tidak terlewatkan selama 24 jam.
- Menangkap peluang lebih cepat, menggunakan robot trading, kamu dapat memindai pasar, mendapatkan peluang berdasarkan parameter, melihat pergerakan pasar dan mengambil tindakan dengan cepat dan tepat.
- Multitasking, robot trading bekerja secara otomatis dan mampu melakukan tugas yang banyak mulai dari target profit, order stop-loss, entry dan exit.
- Tidak memiliki emosional, beberapa emosional yang sering dialami manusia saat bermain trading adalah ketakutan, keserakahan, prasangka, serta asumsi sendiri. Emosi inilah yang menyebabkan aktivitas trading menjadi kacau.
- Fitur-fitur baru terus diperbarui dan berkembang, semakin banyak juga fitur-fitur baru yang ikut berkembang untuk mengikuti dinamika pasar. Beberapa diantaranya adalah news filter dan invisible mode (untuk menghindari broker yang stop loss – hunting).
- Performa trading berkualitas tinggi, performa robot trading dapat diukur dengan jelas karena robot ini selalu konsisten mengikuti standar pemrogramannya. Pada umumnya, performanya dapat diukur dengan metode backtest dan forward testing.
Kekurangan Robot Trading
- Masih memerlukan pengawasan secara reguler, robot trading masih membutuhkan pantauan dari tradernya, sehingga kamu tetap harus bekerja dan memastikan robot trading melakukan tugasnya dengan baik.
- Mengeluarkan biaya, robot trading ternyata harus mengeluarkan biaya yang cukup mahal. Biaya tersebut digunakan untuk membayar sewa server virtual pribadi.
- Rentan gagal teknis, meskipun mampu bekerja otomatis, gangguan teknis tetap dapat terjadi sewaktu-waktu, baik dari internal robot atau faktor eksternal.
- Kurang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi market tertentu, hal ini disebabkan karena pada dasarnya robot trading didesain secara linear. Sedangkan ketika rilis berita, maka pergerakan bergerak secara fluktuatif dan acak.
- Memerlukan keterampilan khusus untuk menggunakannya, sangat disarankan buat kamu yang ingin menjalankan robot trading setidaknya memiliki pengalaman dalam dunia trading. Selain itu, trader juga perlu memiliki ketajaman intuisi untuk mengetahui kapan kondisi market tidak kondusif.
- Tidak semua broker mengijinkan penggunaan robot trading, apabila banyak trader menggunakan robot trading, maka bisa saja server broker terbebani oleh antrean panjang dari order market. Hal tersebut bisa mengakibatkan server mengalami lag atau freeze.
Dampak Penggunaan Robot Trading
Penggunaan robot trading menciptakan perdagangan dengan ciri khas yaitu trading frekuensi tinggi (High Frequency Trading atau HFT). Robot trading melakukan transaksi dalam volume besar secara terus menerus setiap saat. Umumnya HFT hanya mencari keuntungan kecil, tapi dalam volume yang besar.
Karena volume trading yang dilakukan sangat besar, bila terjadi kesalahan dalam transaksi maka bisa berakibat fatal. Sebagai contoh ada dua kasus fatal dalam penggunaan trading otomatis:
- Flash Crash, pada tanggal 6 Mei 2010, bursa saham AS mengalami penurunan tajam. Indeks Dow Jones Industrial Average turun 9% atau 1.000 poin hanya dalam hitungan menit.
- Knight Capital, pada 1 Agustus 2012, algoritma milik Knight Capital Group menimbulkan kekacauan di pasar saham. Akibatnya Knight Capital merugi hingga empat kali laba bersihnya di tahun 2011.