Pemodelan Terstruktur – terdapat dua pendekatan logika dalam pemodelan aplikasi perangkat lunak. Yaitu, pemodelan terstruktur (structured systems analysis and design) dan pemodelan berbasis objek.
Nah, pada artikel kali ini, kita akan membahas tentang teknik pemodelan terstruktur (SSAD), dan apa saja diagram yang digunakan.
Apa itu Pemodelan Terstruktur?
Pemodelan Terstruktur adalah standar serta strategi dalam analisis sistem dan merancang aplikasi guna menghasilkan solusi sistem berbasis komputer dengan menggunakan pendekatan metodis.
Pada dasarnya, perancangan ini mengacu pada prinsip top down design, stepwise refirement, dan analisis aliran data.
Perancangan terstruktur ini dikembangkan oleh Learmonth Burchett Management System dan Central Computer Telecommunications Agency pada tahun 1980-1981 sewaktu mengembangkan proyek-proyek basis fata di inggris.
Dalam perancangan terstruktur, terdapat empat hal utama yang harus dilakukan, yaitu:
- Merancang diagram, membuat diagram konteks dan DFD (Data Flow Diagram), tentukan jenis aliran data flow atau data store, incoming flow maupun outgoing flow. Diagram dibuat dari umum ke spesifik atau terperinci.
- Perancangan data, dilakukan perancangan struktur data atau struktur dari basis data, menggunakan diagram ERD (Entity Relationship Diagram).
- Perancangan antarmuka, merancang antarmuka aplikasi sistem informasi untuk keseluruhan sistem dan sub sistemnya.
- Perancangan prosesural, setiap sistem dan sub sistem dibuatkan modul programnya menggunakan berbagai notasi, misalnya menggunakn flowchart, pseudocode, algoritma, dan sebagainya.
Macam-macam Diagram Pemodelan Terstruktur
Dalam pemodelam terstruktur, ada beberapa hal yang harus dipahami, yaitu pembuatan diagram konteks, DFD, dan ERD.
Diagram Konteks
Diagram konteks digunakan untuk mengetahui ruang lingkup dan batasan-batasan yang ada dalam perangkat lunak yang sedang dikerjakan.
Hal ini didapat pada saat analisis kebutuhan sistem. Batasan yang menjadi dasar dalam langkah pembuatan diagram konteks adalah sebagai berikut.
- Aktivitas yang dikerjakan oleh perangkat lunak (proses)
- Siapa yang menggunakan (entitas)
- Apa yang menjadi input dan outputnya (aliran data)
Data Flow Diagram
Data Flow Diagram (DFD) atau disebut juga dengan Diagram Aliran Data (DAD) merupakan diagram yang menggambarkan aliran data suatu sistem.
Alur yang digambarkan adalah aliran input, proses, dan output. Biasa digunakan untuk menjelaskan proses apa saja yang terjadi, apa masukannya, serta apa keluarannya dari suatu sistem.
DFD memiliki tingkatan atau level tertentu, mulai dari level 1, level 2, level 3, dan seterusnya. Proses penurunan level, misalnya dari level 1 ke level 2 disebut dengan breakdown.
Semakin besar tingkatan level, semakin detail proses tersebut dijelaskan. DFD ini merupakan turunan dari diagram konteks, sehingga diagram konteks sering juga disebut sebagai DFD level 0.
Entity Relationship Diagram
Entity relationship Diagram (ERD) merupakan diagram yang digunakan untuk merancang tabel-tabel yang nantinya akan diimplementasikan pada basis data. ERD dibentuk berdasarkan 3 elemen, yaitu entitas, atribut, dan relasi.
Entitas adalah objek dalam bentuk fisik atau konsep. Entitas ini akan dibuat unik atau berbeda dengan entitas lainnya. Contohnya entitas dosen, mahasiswa, mata kuliah, dan sebagainya.
Atribut adalah karakteristik atau properti dari entitas. Contohnya, entitas mahasiswa memiliki atribut nomor induk mahasiswa (NIM), nama, alamat, jenis kelamin, hobi, dan lain-lain.
Relasi adalah hubungan antara emtitas yang satu dengan yang lainnya. Misalnya, terdapat hubungan antara entitas mahasiswa dengan mata kuliah, karena mahasiswa nantinya akan mengambil.mata kuliah.