Reksa Dana – salah satu alternatif investasi yang dapat kamu lakukan adalah dengan membeli aset berupa reksa dana. Produk ini sangat cocok untuk para pemula, pemodal kecil, dan pemodal yang tidak punya banyak waktu maupun keahlian dalam memahami, menganalisa, dan menghitung risiko dari investasi.
Lalu, apakah itu reksa dana? apa saja jenisnya, kelebihan serta kekurangannya. Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu Reksa Dana?
Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, untuk kemudian di investasikan kedalam surat berharga seperti saham, obligasi, dan instrumen pasar uang. Dalam bahasa inggris, reksadana biasa disebut Mutual Fund.
Menurut UU Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27), Reksa Dana didefinisikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dna masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Manajer Investasi (MI) bertindak sebagai pihak yang mengalokasikan dana kelolaan ke berbagai aset seperti seorang supir yang mengantar penumpangnya sampai tujuan.
Jenis – jenis Reksadana
Secara umum, jenis reksaadana terbagi menjadi empat, yakni reksadana pasar uang, pendapatan tetap, campuran dan saham.
1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)
Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen investasi pasar uang dengan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah dibandingkan reksadana jenis lainnya.
2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)
Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktiva dalam bentuk efek utang atau obligasi.
Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Resikonya relatif lebih besar dari pada reksadana pasar uang.
3. Reksadana Campuran
Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana investasinya dalam portofolio yang bervariasi. Instrumen Investasi dapat berbentuk saham dan dikombinasikan dengan obligasi.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan reksadana pendapatan tetap.
4. Reksadana Saham (Equity Fund)
Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.
Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.
5. Reksadana Syariah
Hampir sama dengan investasi reksadana konvensional, reksadana syariah dialokasikan pada instrumen-instrumen yang menjalankan prinsip syariah. Sehingga, bagi para muslim yang tidak setuju dengan sistem bunga, pilihan ini bisa jadi solusinya.
6. Reksadana Penyertaan terbatas
Pada investasi reksadana penyertaan terbatas, manajer investasi akan mengumpulkan dana dari profesional dan diaolokasikan pada bursa efek Indonesia.
7. Efek Beragun Aset
Portofolio investasi reksadana ini berisi aset keuangan. Aset tersebut bisa dalam berbagai bentuk. Contohnya adalah aset infrastruktur yang biasanya disebut dana investasi Infrastruktur (DINFRA).
Kelebihan Reksadana
Berikut ini adalah beberapa kelebihan dari reksadana:
- Modal Investasi Kecil, Hanya dengan 100 ribu saja, kamu sudah bisa berinvestasi di reksadana pada broker kesayangan kamu.
- Sudah Terdiversifikasi, Satu unit reksadana memiliki komponen dari beberapa instrumen investasi. Penempatan dana di beberapa instrumen investasi akan menurunkan risiko kerugian jika terjadi penurunan harga pada satu sektor tertentu.
- Fleksibel, Reksadana dapat digunakan untuk berinvestasi dalam berbagai jangka waktu.
- Dikelola Profesional, dengan membeli reksadana, uang yang di investasikan akan dikelola oleh para manajer investasi yang profesional dan bersertifikat.
- Transparan dan Aman, informasi kenaikan atau penurunan harga unit tersebut dipublikasikan baik melalui media cetak maupun daring. Dana investor akan disiimpan oleh pihak ketiga yakni Bank Kustodian dan diawasi oleh OJK.
- Hasil Investasi Netto, hasil investasi pada reksadana sudah bersih dari pajak dan biaya transaksi.
- Praktis, transaksi reksadana dapat dilakukan secara daring. Selain itu, pembelian juga dapat dilakukan teratur dan otomatis dengan autodebet.
- Likuiditas Tinggi, investor dapat menjual reksa dana dalam waktu singkat tanpa harus memikirkan perbedaan harga jual dan nilai pasar yang berlakuk saat bertransaksi.
Kekurangan Reksadana
Meskipun tergolong dalam investasi yang mudah, reksa dana juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain:
- Risiko Likuiditas, pencairan reksa dana membutuhkan waktu 207 hari kerja sejak perintah diberikan sampai dana masuk ke rekening investor.
- Biaya Investasi, expense ratio adalah indikator biaya pengelolaan reksa dana oleh manajer investasi yang dibebankan kepada investor.
- Risiko Wanprestasi, manajer investasi gagal mengembalikan dana dan keuntungannya kepada investor akibat pemilihan sekaligus pengelolaan efek yang tidak wajar.
- Resiko Kepemilikan, produk reksa dana yang dibeli dan dialokasikan dalam aset saham atau surat utang suatu perusahaan, tidak langsung berstatus sebagai pemilik instrumen aset tersebut.
- Penutupan Reksa Dana, pembubaran reksa dana akibat adanya pelanggaran berdasarkan pengamatan OJK hingga akhirnya gagal dibayarkan ke investor. Hal ini juga dapat terjadi jika jumlah dana yang dikelola turun dibawah nilai minimum.