NGINX merupakan singkatan dari “Engine x”. Nama ini dipilih karena NGINX dirancang untuk menjadi mesin yang kuat dan handal untuk menangani traffic web.
NGINX merupakan software open-source yang dapat diunduh secara gratis dan digunakan oleh siapa saja. Namun, juga tersedia versi berbayar dari NGINX yang disebut NGINX Plus, yang menyediakan fitur tambahan seperti monitoring dan pemantauan yang lebih baik, serta dukungan teknis yang lebih lengkap.
Apa itu NGINX?
NGINX adalah web server yang banyak digunakan untuk menyediakan layanan web, seperti menyajikan konten web atau streaming media. NGINX juga dapat digunakan sebagai reverse proxy, load balancer, dan HTTP cache.
NGINX dikenal karena kemampuannya untuk menangani jumlah pengunjung yang tinggi dengan cara yang efisien dan dapat diandalkan. NGINX juga dapat digunakan untuk mengatur traffic pada sebuah website, membuat website yang lebih aman, dan meningkatkan performa website.
NGINX ditulis dalam bahasa C dan dijalankan di sistem operasi Unix, termasuk Linux dan Mac OS X. NGINX merupakan salah satu pilihan populer sebagai web server untuk website yang memiliki traffic tinggi, seperti situs e-commerce, media sosial, dan platform game.
Sejarah Singkat NGINX
NGINX pertama kali dibuat oleh seorang programmer Rusia bernama Igor Sysoev pada tahun 2002. Sysoev membuat NGINX untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh web server lain saat itu dalam menangani traffic yang tinggi.
Pada awalnya, NGINX hanya digunakan oleh sejumlah kecil situs web di Rusia. Namun, popularitas NGINX mulai meningkat dan pada tahun 2011 NGINX menjadi web server terpopuler kedua di dunia setelah Apache.
Hingga saat ini, NGINX masih menjadi salah satu pilihan utama sebagai web server untuk website yang memiliki traffic tinggi, dan digunakan oleh jutaan website di seluruh dunia.
Cara Kerja NGINX
NGINX bekerja dengan menerima request HTTP dari klien, kemudian memproses request tersebut dan mengirimkan response yang sesuai kembali ke klien. NGINX dapat menyajikan konten statis, seperti file HTML, CSS, JavaScript, dan gambar, atau mengirim request ke aplikasi web lainnya untuk mengolah data dan menghasilkan response yang diinginkan.
NGINX juga dapat berfungsi sebagai reverse proxy, yang berarti NGINX dapat menerima request dari klien dan mengirimkannya ke server web lainnya untuk diproses. Reverse proxy ini dapat digunakan untuk meningkatkan performa website dengan cara mengatur traffic, mengurangi beban pada server web utama, dan menyediakan layer tambahan keamanan.
NGINX juga dapat digunakan sebagai load balancer, yang berarti NGINX dapat mengatur traffic pada beberapa server web dengan tujuan untuk memperbaiki performa dan meningkatkan ketersediaan.
Konfigurasi NGINX dapat disesuaikan dengan kebutuhan website yang akan dijalankan. Misalnya, NGINX dapat diatur untuk menyajikan konten statis dari folder yang telah ditentukan, atau mengirim request ke aplikasi web lainnya melalui URL yang telah ditentukan.
Kelebihan NGINX
Berikut adalah beberapa kelebihan NGINX:
- Performa yang tinggi: NGINX dapat menangani jumlah pengunjung yang tinggi dengan cara yang efisien dan dapat diandalkan. NGINX juga memiliki overhead yang kecil dan tidak memakan banyak sumber daya sistem.
- Dapat diandalkan: NGINX dapat diatur untuk mengirim request ke server web lainnya jika server utama tidak dapat menangani request tersebut, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan website.
- Mudah dikonfigurasi: NGINX memiliki konfigurasi yang mudah dipahami dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan website yang akan dijalankan.
- Dapat digunakan sebagai reverse proxy dan load balancer: NGINX dapat digunakan sebagai reverse proxy untuk meningkatkan performa website dan menyediakan layer tambahan keamanan, serta sebagai load balancer untuk mengatur traffic pada beberapa server web.
- Open-source: NGINX merupakan software open-source yang dapat diunduh secara gratis dan digunakan oleh siapa saja.
Kekurangan NGINX
Berikut adalah beberapa kekurangan NGINX:
- Kurang fleksibel dibandingkan dengan Apache: NGINX memiliki sedikit pilihan modul ekstensi dibandingkan dengan Apache, sehingga tidak sefleksibel Apache dalam menambah fitur baru.
- Dokumentasi yang kurang lengkap: Dokumentasi NGINX tidak selengkap dokumentasi Apache, sehingga mungkin lebih sulit bagi pemula untuk memahami NGINX.
- Kurang dukungan dari komunitas: NGINX memiliki komunitas yang lebih kecil dibandingkan dengan Apache, sehingga mungkin sulit untuk mendapatkan dukungan dan jawaban atas pertanyaan yang mungkin Anda miliki.
- Kurang dukungan hosting shared: Beberapa hosting shared tidak menyediakan dukungan untuk NGINX, sehingga Anda mungkin harus mencari hosting yang khusus menyediakan dukungan untuk NGINX.
- Fitur yang lebih terbatas: NGINX tidak memiliki fitur yang sama dengan Apache, seperti .htaccess dan .htpasswd, sehingga mungkin kurang cocok bagi website yang membutuhkan fitur tersebut.