Rebranding tidak hanya tentang mengganti identitas brand, tapi juga tentang menciptakan persepsi baru dan meningkatkan nilai brand. Oleh karena itu, rebranding harus dipertimbangkan secara matang untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Setelah proses rebranding, diharapkan nilai brand akan lebih terlihat, brand akan lebih dikenal dan diingat oleh banyak orang, dan profit perusahaan akan meningkat.
Pengertian Apa itu Rebranding
Sebelum membahas Rebranding lebih lanjut, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan rebranding. Menurut Market Business News, rebranding adalah suatu proses yang dilakukan oleh sebuah perusahaan untuk mengubah citra dirinya, baik itu melalui perubahan logo, nama, simbol, atau aspek lainnya.
Tujuan dari rebranding adalah untuk menarik minat konsumen terhadap produk atau layanan yang ditawarkan, serta untuk tetap bersaing di tengah persaingan bisnis yang semakin ketat dari waktu ke waktu.
Dengan melakukan perubahan citra brand, perusahaan dapat tetap relevan dan kuat di masa yang akan datang.
Pada dasarnya, perusahaan melakukan rebranding dengan dua tujuan utama, yaitu:
- Menciptakan citra baru yang dapat membuat perusahaan lebih menonjol di tengah persaingan yang semakin sengit dengan para pesaingnya.
- Menghubungkan kembali dengan konsumen mereka dan membangun kembali hubungan yang erat dengan mereka
Fungsi dan Tujuan Rebranding
Membangun identitas baru untuk merek merupakan tujuan utama dari rebranding. Strategi ini dapat memberikan energi baru untuk bisnis dan juga memperbarui strategi pemasaran perusahaan secara keseluruhan.
Berikut ini adalah rangkuman fungsi dan tujuan rebranding:
1. Memperbarui Logo
Logo perusahaan harus dirancang agar tetap sesuai dengan tren dan relevan dari waktu ke waktu. Terkadang, logo lama tidak lagi sesuai dengan tren terbaru dan terlihat usang.
Selain itu, logo yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman juga dapat memicu persepsi negatif terhadap bisnis, yang akan terlihat seperti masih mempertahankan cara-cara lama yang sudah ketinggalan zaman.
Oleh karena itu, perusahaan perlu mempertimbangkan untuk melakukan perubahan pada logo mereka agar tetap up-to-date dan relevan.
2. Mengubah Persepsi
Secara umum, merek atau brand seharusnya tidak mencerminkan kepemilikan perusahaan. Namun, terkadang pemilik perusahaan ingin merek mereka dipahami secara personal.
Oleh karena itu, rebranding diperlukan untuk melakukan pergeseran persepsi merek dan menciptakan citra yang baru dan sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan.
Dengan melakukan rebranding, perusahaan dapat menciptakan citra yang lebih positif dan menarik bagi konsumen serta menunjukkan keseriusan mereka dalam mengembangkan bisnisnya.
3. Perubahan Lini Produk
Dalam prosesnya, sebuah bisnis dapat mengembangkan lini produknya dari waktu ke waktu. Sebagai contoh, jika bisnis sebelumnya hanya menjual paket wisata, kemudian memperluas penjualan dengan menawarkan paket dekorasi pernikahan dan acara hiburan.
Jika nama merek atau brand sebelumnya hanya memperlihatkan fokus pada produk paket wisata, sedangkan bisnis sudah berkembang ke lini produk yang lebih luas, maka perusahaan bisa mempertimbangkan melakukan rebranding sebagai bagian dari strategi penyesuaian perusahaan terhadap perubahan bisnisnya.
Dengan demikian, perusahaan dapat menunjukkan perluasan bisnisnya dan menciptakan citra merek yang lebih tepat untuk menarik konsumen di lini produk yang lebih luas.
4. Menghindari Konotasi Budaya Negatif
Terkadang, saat merek sudah dikenal secara internasional, mungkin ada beberapa aspek seperti nama atau warna merek yang tidak cocok atau tidak sesuai di beberapa negara atau budaya. Hal ini dapat menimbulkan konotasi negatif yang merusak citra merek.
Jika hal tersebut terjadi, perusahaan dapat mempertimbangkan rebranding untuk mengubah aspek-aspek tersebut agar citra merek dapat lebih diterima dan tidak menimbulkan konotasi negatif.
Dengan melakukan rebranding, perusahaan dapat membangun citra merek yang lebih positif dan menyesuaikan merek dengan lingkungan bisnis yang berbeda-beda.
5. Strategi Bersaing
Berubahnya kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat bisa menjadi alasan bagi sebuah brand untuk melakukan rebranding. Saat brand-brand pesaing terlihat hampir sama, rebranding bisa menjadi cara untuk membuat brand tersebut lebih menonjol dan berbeda dari yang lain, sehingga dapat menarik perhatian konsumen yang lebih banyak.
6. Memperbaiki Kesalahan dari Branding Asli
Dalam proses penciptaan sebuah brand, sangat penting untuk melakukan penelitian tentang audiens target dan mematangkan konsepnya. Namun terkadang, perusahaan membuat kesalahan pada tahap awal dan menciptakan brand yang tidak tepat untuk mewakili kebutuhan buyer persona mereka.
Dalam kasus ini, rebranding diperlukan untuk melakukan analisis terhadap masalah dan kebutuhan klien, sehingga brand dapat diubah dan diperbaiki untuk mencerminkan tujuan dan konsep yang lebih tepat.
7. Perubahan Kebutuhan Pelanggan
Perubahan dalam budaya, teknologi, atau gaya hidup dapat memengaruhi kebutuhan dan tuntutan konsumen terhadap produk dari waktu ke waktu. Sebagai akibatnya, rebranding sering dilakukan untuk memastikan bahwa brand tetap relevan dan mampu memenuhi kebutuhan konsumen.
8. Merger dan Akuisisi
Dalam penggabungan dua perusahaan, keputusan strategis terhadap brand biasanya dibuat. Apakah akan dipertahankan secara terpisah atau digabung menjadi satu.
Jika diputuskan untuk digabung menjadi satu, perusahaan akan mempertimbangkan untuk beroperasi dengan satu identitas brand yang baru. Rebranding kemudian diadopsi sebagai solusi untuk menyesuaikan identitas brand baru tersebut.
9. Perubahan Fokus Bisnis
Perubahan tren dan kebutuhan pasar bisa membuat brand harus menyesuaikan penawaran dan target audiens mereka. Rebranding dapat menjadi strategi yang diterapkan brand untuk mengikuti perubahan ini dan tetap kompetitif di pasar.
10. Memperbaiki Reputasi
Reputasi dan kredibilitas merupakan aspek penting untuk keberhasilan suatu bisnis. Jika terjadi sesuatu yang merusak reputasi atau kredibilitas, hal ini dapat berdampak negatif pada bisnis dalam jangka panjang.
Melalui rebranding, brand dapat memperbaiki citra buruk dan memberikan kesempatan untuk memulai kembali. Dengan citra yang lebih segar dan menarik, brand dapat menarik minat konsumen dan memperoleh kembali kepercayaan mereka.
Tipe Rebranding


Terdapat dua tipe rebranding yang perlu Anda ketahui, yaitu Proactive Rebranding dan Reactive Rebranding. Berikut penjelasan lengkapnya:
1. Proactive Rebranding
Proactive Rebranding adalah rebranding yang dilakukan secara terencana sebagai bagian dari strategi perusahaan. Jenis rebranding ini biasanya dilakukan karena keinginan dari dalam perusahaan.
Proses ini dilakukan dengan tujuan untuk memperluas cakupan pasar, menargetkan audiens baru, atau mempertahankan posisi sebagai penyedia layanan atau produk yang unggul. Selain itu, proactive rebranding juga dapat dilakukan sebagai upaya antisipasi terhadap kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada perusahaan, seperti persaingan produk dengan kompetitor.
Melalui proactive rebranding, perusahaan dapat terus menciptakan produk atau layanan yang inovatif sehingga tetap dapat bersaing di pasar yang semakin kompetitif.
2. Reactive Rebranding
Reactive Rebranding merupakan upaya perusahaan untuk melakukan rebranding sebagai respons terhadap kejadian di luar perusahaan yang tak terduga.
Tipe rebranding ini biasanya dilakukan ketika perusahaan dihadapkan pada persaingan dengan kompetitor yang mengganggu kelangsungan bisnis. Contohnya, ketika kompetitor menawarkan produk serupa dengan harga yang lebih murah.
Jika tidak direspons dengan baik, hal ini bisa mempengaruhi daya beli produk perusahaan. Oleh karena itu, strategi rebranding dapat menjadi solusi dalam beberapa kasus. Salah satunya adalah dengan memberikan penawaran produk atau layanan baru yang lebih baik dari kompetitor.
Dalam tahapannya, rebranding perlu dilakukan secara hati-hati dan terencana agar dapat membawa manfaat bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Tahapan Rebranding


Cara melakukan rebranding dari setiap perusahaan dapat berbeda-beda. Namun pada umumnya ada 5 tahapan rebranding, yaitu:
1. Melakukan Evaluasi
Agar rebranding bisa dilakukan secara efektif, langkah awal yang perlu dilakukan adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi bisnis saat ini. Dari evaluasi ini, Anda dapat memahami kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai dari rebranding.
2. Melakukan Riset
Setelah mengetahui kondisi terkini bisnis Anda dan kebutuhan rebranding, langkah selanjutnya adalah melakukan riset. Dalam tahap ini, Anda perlu mengumpulkan informasi dan menganalisis data untuk menentukan strategi dan langkah yang tepat untuk mencapai tujuan rebranding.
3. Menyusun Rencana
Dalam tahapan rebranding ini, Anda dapat membuat peta langkah dan strategi yang akan dijalankan untuk mencapai tujuan rebranding. Dengan memiliki panduan yang jelas, proses rebranding dapat berjalan lebih terarah dan efektif.
4. Mendokumentasikan Proses
Mendokumentasikan proses rebranding adalah langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu Anda menilai setiap tahapan rebranding yang telah Anda lakukan. Mulai dari perencanaan awal hingga tahap terakhir rebranding.
Selain itu, juga dapat membantu Anda memastikan setiap tahapan rebranding berjalan sesuai rencana.
5. Melakukan Promosi dan Sosialisasi
Proses akhir dalam rebranding adalah bagaimana Anda memperkenalkan kembali merek baru Anda. Anda bisa melakukan hal ini dengan memperkenalkan merek baru Anda terlebih dahulu kepada internal perusahaan, kemudian kepada pengguna dan pesaing Anda.
Ada berbagai cara untuk melakukan promosi, seperti melalui iklan, media sosial, situs web, atau jenis promosi dan sosialisasi lainnya.
Kesimpulan
rebranding memiliki peran penting dalam menjaga eksistensi dan kelangsungan suatu brand dalam jangka panjang. Rebranding dilakukan untuk berbagai alasan, seperti perubahan pasar, perluasan lini produk, reputasi yang rusak, persaingan ketat, dan lain sebagainya.
Dalam proses rebranding, perusahaan perlu melakukan penelitian audiens dan analisis masalah untuk menciptakan citra brand yang baru dan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Dengan strategi rebranding yang tepat, brand bisa menarik atau menarik kembali audiens yang lebih besar dan memperbaiki citra yang buruk.