Forex (Foreign Exchange) atau juga dikenal sebagai pasar valuta asing, adalah pasar global untuk perdagangan mata uang dari berbagai negara di seluruh dunia. Pasar forex adalah pasar terbesar di dunia dan beroperasi 24 jam sehari, lima hari seminggu.
Transaksi di pasar forex dilakukan melalui jaringan komunikasi elektronik (electronic communication network/ECN) yang memungkinkan para trader untuk membeli dan menjual mata uang secara online.
Indikator forex dapat memberikan informasi tentang arah tren pasar, momentum pasar, level support dan resistance, kondisi overbought dan oversold, serta sinyal beli atau jual. Indikator ini dapat digunakan dalam berbagai strategi trading, baik itu trading jangka pendek maupun jangka panjang.
5 Jenis Indikator Forex Berdasarkan Fungsinya
Berikut ini adalah beberapa jenis indikator yang biasa digunakan didalam trading forex berdasarkan fungsinya:
1. Trend Following Indicators
Indikator trend following membantu trader untuk mengidentifikasi arah tren pasar dan menentukan apakah pasar sedang naik (uptrend), turun (downtrend), atau sideways.
Indikator ini bekerja dengan menghitung rata-rata pergerakan harga dalam periode tertentu dan menunjukkan arah tren pasar berdasarkan arah rata-rata tersebut. Contoh indikator trend following adalah Moving Average (MA) dan Ichimoku Kinko Hyo.
Moving Average (MA) adalah indikator sederhana yang menghitung rata-rata pergerakan harga dalam periode tertentu. MA dapat membantu trader mengidentifikasi arah tren pasar dan menunjukkan level support dan resistance. MA dapat digunakan untuk memperhalus pergerakan harga dan membantu trader memfilter noise pasar.
Ichimoku Kinko Hyo adalah indikator kompleks yang menggabungkan beberapa komponen, termasuk MA, dan memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang arah tren pasar. Indikator ini dapat membantu trader mengidentifikasi arah tren pasar, level support dan resistance, dan momentum pasar.
2. Momentum Indicators
Indikator momentum membantu trader mengidentifikasi perubahan momentum pasar dan menentukan apakah pasar sedang oversold atau overbought. Indikator ini bekerja dengan mengukur kecepatan dan kekuatan pergerakan harga dan memberikan sinyal apakah harga sedang bergerak terlalu cepat atau lambat.
Contoh indikator momentum adalah Relative Strength Index (RSI) dan Stochastic Oscillator. Relative Strength Index (RSI) adalah indikator momentum yang mengukur kecepatan dan kekuatan pergerakan harga.
RSI dapat membantu trader mengidentifikasi apakah harga sedang oversold atau overbought. RSI memiliki level oversold di bawah 30 dan level overbought di atas 70.
Stochastic Oscillator adalah indikator momentum yang mengukur kecepatan dan kekuatan pergerakan harga dengan membandingkan harga penutupan terakhir dengan range harga dalam periode tertentu.
Indikator ini dapat membantu trader mengidentifikasi apakah harga sedang oversold atau overbought. Stochastic Oscillator memiliki level oversold di bawah 20 dan level overbought di atas 80.
3. Volatility Indicators
Indikator volatilitas membantu trader mengidentifikasi tingkat volatilitas pasar dan menentukan apakah pasar sedang stabil atau fluktuatif. Indikator ini bekerja dengan mengukur jarak antara harga dan rata-rata pergerakan harga dan memberikan sinyal apakah volatilitas pasar sedang tinggi atau rendah. Contoh indikator volatilitas adalah Bollinger Bands dan Average True Range (ATR).
Bollinger Bands adalah indikator yang mengukur volatilitas pasar dengan memperlihatkan jarak antara upper band dan lower band. Bollinger Bands dapat membantu trader mengidentifikasi support dan resistance dan memberikan sinyal apakah harga sedang oversold atau overbought.
Average True Range (ATR) adalah indikator yang mengukur volatilitas pasar dengan memperlihatkan jarak antara harga tertinggi dan terendah dalam periode tertentu. ATR dapat membantu trader mengidentifikasi level stop loss dan target profit yang tepat.
4. Volume Indicators
Indikator volume membantu trader mengidentifikasi volume perdagangan dan menentukan apakah ada tekanan jual atau beli di pasar. Indikator ini bekerja dengan mengukur volume perdagangan dan memberikan sinyal apakah volume tersebut meningkat atau menurun. Contoh indikator volume adalah On-Balance Volume (OBV) dan Volume Price Trend (VPT).
On-Balance Volume (OBV) adalah indikator volume yang mengukur tekanan jual atau beli di pasar dengan membandingkan volume beli dan jual dalam periode tertentu. Indikator ini dapat membantu trader mengidentifikasi apakah ada tekanan jual atau beli di pasar.
Volume Price Trend (VPT) adalah indikator volume yang mengukur tekanan jual atau beli di pasar dengan membandingkan pergerakan harga dan volume perdagangan.
Indikator ini dapat membantu trader mengidentifikasi apakah harga sedang bergerak sejalan dengan volume perdagangan atau tidak.
5. Oscillator Indicators
Indikator oscillator membantu trader mengidentifikasi momentum pasar dan menentukan apakah pasar sedang oversold atau overbought. Indikator ini bekerja dengan memperlihatkan perbedaan antara dua rata-rata pergerakan harga dan memberikan sinyal apakah pasar sedang oversold atau overbought. Contoh indikator oscillator adalah Moving Average Convergence Divergence (MACD) dan Relative Vigor Index (RVI).
Moving Average Convergence Divergence (MACD) adalah indikator oscillator yang memperlihatkan perbedaan antara dua rata-rata pergerakan harga. Indikator ini dapat membantu trader mengidentifikasi arah tren pasar dan menentukan apakah pasar sedang oversold atau overbought.
Relative Vigor Index (RVI) adalah indikator oscillator yang memperlihatkan perbedaan antara harga pembukaan dan penutupan dalam periode tertentu. Indikator ini dapat membantu trader mengidentifikasi apakah harga sedang bergerak sejalan dengan momentum pasar atau tidak.
Dalam trading forex, penting untuk memahami fungsi dan karakteristik dari masing-masing jenis indikator untuk memilih indikator yang sesuai dengan strategi trading dan tujuan investasi. Setiap indikator memiliki kelebihan dan kelemahan yang berbeda-beda, sehingga trader harus memilih dengan hati-hati dan menguji indikator secara cermat sebelum digunakan dalam trading.
Kesimpulan
Forex adalah pasar global untuk perdagangan mata uang dari berbagai negara di seluruh dunia. Tujuan utama dari perdagangan forex adalah untuk membeli mata uang pada harga yang rendah dan menjualnya pada harga yang tinggi untuk memperoleh keuntungan.
Indikator forex adalah alat analisis teknikal yang digunakan oleh trader untuk membantu mengidentifikasi peluang trading di pasar forex. Indikator ini bekerja dengan menghitung dan menampilkan data historis harga mata uang dalam bentuk grafik, tabel, atau visualisasi lainnya, yang memungkinkan trader untuk membuat keputusan trading yang lebih informasi.
Beberapa contoh indikator forex yang populer di antaranya Moving Average (MA), Relative Strength Index (RSI), Bollinger Bands, Fibonacci Retracement, dan Stochastic Oscillator. Namun, perlu diingat bahwa indikator forex tidak selalu memberikan sinyal yang akurat, dan tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya faktor dalam membuat keputusan trading. Sebaiknya para trader menggunakan indikator forex sebagai alat bantu dalam analisis pasar, dan selalu melakukan analisis pasar yang komprehensif sebelum membuat keputusan trading.