Di era digital saat ini, password menjadi hal yang penting untuk dijaga kerahasiaannya. Saat ini berbagai transaksi keuangan telah dilakukan secara digital, yang tentunya akan memerlukan password untuk menjaga keamanan akun yang melakukan transaksi. Password menjadi hal yang diincar oleh para hacker untuk meretas akun tertentu.
Password telah menjadi kunci bagi hampir semua aspek kehidupan kita saat ini. Mulai dari akun sosial media, akun finansial seperti mobile banking, hingga akun game website yang dimainkan di m88 slot juga menggunakan password untuk keamanan. Bayangkan jika password jatuh ke tangan penjahat siber atau pihak yang tidak bertanggung jawab, berbagai akun yang kita miliki menjadi taruhannya.
Oleh karena itu, sebaiknya kita selalu berhati-hati, jangan sampai password kita bocor ke tangan hacker. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diwaspadai yang bisa menyebabkan password kita jatuh ke pihak yang tidak bertanggung jawab.
1. Malware
Adanya malware atau virus dalam ponsel atau perangkat lain yang kita miliki dapat menyebabkan kebocoran password yang kita gunakan di perangkat tersebut. Salah satu malware yang banyak digunakan oleh para hacker adalah Trojan.
Virus Trojan ini tidak menimbulkan kerusakan yang terlihat, sehingga pengguna tidak akan mengetahui saat perangkatnya memiliki Trojan. Saat pengguna menggunakan password pada akunnya, malware ini dapat menyalin password yang digunakan oleh pengguna.
Selain Trojan, para hacker juga kerap menggunakan website untuk mendapatkan informasi pengguna. Saat pengguna memasukkan data pribadi pada situs tertentu, malware ini dapat menyalin informasi pengguna seperti nama lengkap, nomor ponsel, hingga nomor kartu kredit untuk pembayaran. Karena itu, sebaiknya hati-hati saat memasukkan data pribadi dalam suatu situs, dan pastikan situs tersebut aman dan terpercaya.
2. Phising
Metode ini telah banyak terjadi dan telah memakan banyak korban. Teknik ini menggunakan cara mengelabui pengguna untuk mendapatkan informasi dan data pribadi, termasuk password akun tertentu hingga data finansial seperti nomor kartu kredit.
Pelaku phising umumnya mengelabui korban dengan menyamar menjadi pihak lain yang berwenang, sehingga pengguna memberikan informasi pribadi secara sukarela. Phising dapat dilakukan melalui email yang meminta pengguna untuk mengklik link tertentu dan memasukkan informasi pribadi seperti password.
Belakangan ini phising juga kerap dilakukan melalui Whatsapp, dimana pelaku kejahatan siber berpura-pura menjadi pihak tertentu seperti bank, dan meminta pengguna untuk mengklik link tertentu. Karena itu, sebaiknya waspada jika ada pihak atau nomor yang tidak dikenal yang meminta untuk mengklik link atau tautan tertentu.
3. Kebocoran pihak ketiga
Cara ini erat kaitannya dengan pasar gelap data pribadi. Beberapa waktu yang lalu ada aktivitas penjualan data nomor Whatsapp pribadi yang aktif untuk dijual. Penjualan data pribadi di pasar gelap selalu ada, dan ini melibatkan pihak ketiga yang telah mengumpulkan data pribadi pengguna dan menjualnya ke pihak lain.
Saat berselancar di internet, memasukkan data pribadi seperti alamat email, nomor telepon aktif, password, hingga informasi finansial memang kadang diperlukan. Ada website yang aman yang tidak menyimpan password penggunanya. Namun ada juga website yang dapat menyimpan dan mengumpulkan informasi para penggunanya, termasuk password. Data yang terkumpul rawan untuk dijual dan digunakan oleh pihak ketiga.
Informasi pribadi juga dapat terkumpul melalui basis data perusahaan. Tanpa pengamanan yang tepat, basis data perusahaan yang bisa mengandung informasi pribadi seperti password dapat dikumpulkan dan jatuh ke tangan pihak ketiga.